Sabtu, 30 Juni 2012

Psikologi Konsumen : Proses Belajar


A.    Definisi Proses Belajar
Menurut slomon (1997, hal 71) belajar adalah proses perubahan perilaku yang relative permanen yang diakibatkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Kanuk (2009) proses belajar konsumen dapat diartikan sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumen yag akan ia terapkan pada perilaku yang tepat di masa datang.Belajar merupakan hal yang sangat penting, karena :
· Pertama, belajara adalah suatu proses keberlanjutan menerima Informasi setiap saat dari manapun.
· Kedua pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar dimana belajar tidak selalu terjadi karena disengaja.
· Ketiga, belajar memiliki makna yang luas.
B. Syarat dan Proses belajar
1. Motivasi yaitu daya dorong dalam diri konsumen
Peranan pemasar menginformasikan dengan persuasive sehingga konsumen termotivasi untuk memenuhi kebutuhannnya. Bila kita menginginkan sesuatu maka kia harus berusaha untuk mengupayakan hal itu terjadi. Contohnya adalah :jika kita ingin menjadi atlit bulungtangkis maka kita harus berlatih sejak dini.
2.  Isyarat
yaitu stimulus yang mengarahkan motivasi tersebut. Misalkan display spanduk bahasa inggris yang menarik memotivasi seseorang untuk mengikuti les bahasa inggris.
3.  Respon
yaitu reaksi konsumen terhadap isyarat contoh setelah membaca spanduk bagaimana respon konsumen tersebut.
4.   Pendorong atau penguatan
yaitu sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seseorang konsumen untuk berperilaku di masa datang.
C.    Proses Belajar
Beberapa pakar mengklasifikasikan proses belajar dalam dua kategori
1.    Proses belajar kognitif
Proses belajar yang menekankan adanya perubahan pengetahuan yang menekankan pada proses mental di mana informasi di transfer dan disimpan dalam jangka panjang.
2.   Proses belajar perilaku
Proses belajar ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus dari luar.
Proses belajar perilaku terbagi menjadi
a.        Classical conditioning
Makhluk hidup baik mnusi dan binatang adalah makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan.
· Percobaan Parlov.
Seekor anjing dipedengarkan bunyi bel kemudian disungguhkankan sepiring yang berisi daging yng kemudian didekatkan pada anjing tersebut. Kejadian itu dilakukan berulang ulang sampai anjing tersebut memberikan respon air liur ketika bel berbunyi padahal tidak ada ada daging dipiring.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang bisa berfungsi sebagai conditioned stimulus dan dimanfaatkan untuk komunikasi pemasaran. Pertama, music, music dapat dijadikan unconditioned stimuli.sehingga diharapkan konsumen yng menyukai music akan menyukai produk yang mendampingi music tersebut.
Ada tiga konsep utama yng diturunkan dari proses belajar clsassical conditioning yaitu,
1. Pengulangan proses menyampaikan pesan kepada konsumen berulang kali dengan frekuensi yang berkali-kali. Tetapi takut terjadi advertising wearout yaitu pengulangan iklan yang berkali-kali dapat menimbulkan kebosanan dan ketidak pedulian kepada konsumen.
2. Generalisasi stimulus adalah kemampuan seseorang konsumen yang relative sama terhadap stimulus yang relative berbeda. Penersapan generalisasi stimulus dalam pemasarsan.
· Perluasan lini produk perusahaan mencoba membuat produk baru yang terkait dengan produk lama
· Merek keluarga yaitu memberikan merek yang sama kepada semua lini produk
· Me-too Produk, suatu konsep kemasan yng membuat mirip dengan kemasan produk pesaingnya.
· Similar name beberapa produk bukan saja diberikan kemasan yang mirip satu sama lain, juga diberi merek yang mirip.
· Licensing, pemberian merek dengan menggunakan nama orang-orang terkenal.
· Generlisasi pemakain, citra positif barang selanjutnya diasosiasikan dengan produk-produk yang baru
3. Diskriminasi stimulus, dilkukan untuk membuat perbedaan antara produk yang satu dengan produk yang lainya.
· Positioning, citra atau persepsi yang dimiliki konsumen terhadap produk tersebut.
· Differntiation, mengkomuniksikan atribut yang berbeda dari produk yang lainnya.
b. Operant Conditioning
Proses belajar yang terjadi karena adanya rewards yang diterims konsumen yang menghasilkan respon yang terkontrol. Artinya konsumen memiliki respon yang terkontrol atas perilakunya. Beberapa konsep operant conditioning,
· Penguatan positif hal-hal positif yang diterima konsumen karena mengkonsumsi atau membeli suatu produk.
· Penguatan negative, sesuatu yang diterima konsumen tidak menyenangkan apabila konsumen tidak membeli produk tersebut.
· Hukuman, kecenderungan konsumen untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi.
· Kepunahan, kepunahan muncul ketika konsumen mendapatkan pelayanan yang buruk sehingga mengecewakan dsn ketidakpuasan sehingga dihentikannya pembelian suatu produk.
· Shaping, konsumen diarahkan unutk melakukan sesuatu sebelum ia diharapkan melakukan perilaku yang diharapkan oleh produsen.
3. Vicarious Learning
Proses belajar yang dilakukan konsumen ketika ia mengamati perilaku orang lain dan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.
Daftar Pustaka :
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behaviour: Theory and Application in Marketing).

Aksis-Aksis Pada DSM


Aksis I
  • Sindrom klinis:
Gangguan yang biasanya didiagnosis pertama kali pada masa bayi, kanak-kanak atau remaja
  • Delirium, demensia, amnestik dan gangguan kognitif lainnya
  • Gangguan yang berhubungan dengan zat
  • Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
  • Gangguan mood
  • Gangguan anxietas
  • Gangguan somatoform
  • Gangguan buatan
  • Gangguan disosiatif
  • Gangguan seksual dan identitas gender
  • Gangguan makan
  • Gangguan tidur
  • Gangguan pengendalian impuls yang tidak diklasifikasikan dimana pun
  • Gangguan penyesuaian

Aksis II                                 
  • Retardasi  Mental
Retardasi mental ringan / retardasi mental sedang/ retardasi mental berat/ retardasi mental sangat berat
  • Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian skizotipal
Gangguan kepribadian antisosial
Gangguan kepribadian ambang
Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian narsistik
Gangguan kepribadian menghindar
Gangguan kepribadian dependen
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
AKSIS III
            saat ini kondisi medis umum yang berpotensi relevan dengan pemahan atau manajemen gangguan mental individu
AKSIS IV
            Diagnosis, treatment, prognosis dari gangguan mental yang dipengaruhi masalah psikososial dan lingkungan:
  • Kenangan buruks
  • Lingkungan yang sulit
  • Stress yang disebabkan oleh orang lain
  • Kurangnya dukungan dari orang lain
  • Positive stressor (mis, promosi, pernikahan) yang menyebabkan stress
Aksis V

Kode
Keterangan
91- 100
Keberfungsian superior dalam berbagai bidang aktivitas, tampak tidak pernah mengalami masalah kehidupan, disukai oleh orang lain karena memiliki banyak kualitas positif. Tidak ada sintom
91-80
Ketiadaan atau terdapat simtom minimal (cth: kecemasan ringan sebelum menghadapi ujian), berfungsi dengan baik dalam semua bidang, memiliki minat dan terlibat dalam berbagai aktivitas, secara sosial efektif, secara umum puas dengan kehidupannya, mengalami tidak lebih dari masalah sehari-hari (cth: kadang-kadang berdebat dgn anggota keluarga
71-80
Jika terdapat simtom, simtom tersebut dialami secara singkat dan merupakan reaksi wajar terhadap stressor psikososial (cth: sulit bekonsentrasi setelah pertengkaran keluarga); tidak lebih kecil dari hendaya kecil dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah (cth: kadang-kadang terlambat mengajarkan tugas sekolah)
61-70
Beberapa simtom ringn (cth: mood yang tertekan dan insomnia ringan) atau beberap kesulitan dalam fungsi sosial, okupasional, dan sekolah (cth: membolos atau mencuri di rumah sendiri), namun secara umum berfungsi cukup baik, memiliki beberapa hubungan interpersonal yang bermakna
51-60
Simtom sedang (cth: terkadang memiliki serangan panik) atau hendaya tingkat sedang dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah (cth: tidak memiliki, tidak mampu mempertahankan pekerjaan)
41-50
Simtom serius (cth: keinginan untuk bunuh diri) atau hendaya tingkat serius dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah (cth: tidak memiliki, tidak mampu mempertahankan pekerjaan)
31-40
Beberapa hendaya dalam menilai realitas atau berkomunikasi (cth: pembicaraan terkadang tidak logis atau sulit dimengerti) atau hendaya serius dalam beberap bidang, seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan keluarga, penilaian, pemikiran, atau mood (cth: seorang yang menolak bertemu temannya ketika depresi)
21-30
Perilaku dipengaruhi cukup besar oleh  delusi atau halusinasi (cth: berbicara mengacau, bertindak secara tidak pantas) atau ketidakmampuan untuk berfungsi dalam hampir semua bidang (cth: berada di tempat tidur sepanjang hari)
11-20
Beberapa bahaya untuk melukai diri sendiri atau orang lain (cth: upaya bunuh diri), kadang kala gagal menjaga kebersihan pribadi, atau berat dalam berkomunikasi
1-10
Bahaya yang menetap untuk melukai diri sendiri atau orang lain secara parah, ketidak mampuan menjaga kebersihan diri, atau bunuh diri dengan niat jelas untuk mati
0
Informasi tidak memadai.

Gangguan Komunikasi


Gangguan komunikasi adalah gangguan bicara dan bahasa yang mengacu pada masalah dalam komunikasi dan di daerah terkait seperti fungsi motorik oral. The delays and disorders can range from simple sound substitution to the inability to understand or use language. Penundaan dan gangguan dapat berkisar dari substitusi suara sederhana untuk ketidakmampuan untuk memahami atau menggunakan bahasa.
·         autisme - cacat perkembangan yang mempengaruhi pemahaman emosional komunikasi. ***Not classified as a Communication Disorder, but is classified by the DSM-IV-R as a Pervasive Development Disorder. *** Tidak diklasifikasikan sebagai Gangguan Komunikasi, namun diklasifikasikan oleh DSM-IV-R sebagai Gangguan Perkembangan Pervasif. Other communication disorders include Expressive Language Disorder, Mixed Receptive-Expressive Language Disorder, Phonological Disorder, Stuttering, and Communication Disorder Not Otherwise Specified. Gangguan komunikasi lainnya termasuk gangguan bahasa ekspresif, reseptif-ekspresif Campuran Gangguan Bahasa, Fonologi Disorder, Gagap, dan Gangguan Komunikasi Not Otherwise Specified.
·         aphasia -- loss of the ability to produce or comprehend language afasia - hilangnya kemampuan untuk menghasilkan atau memahami bahasa
·         learning disability - Both speaking and listening components of the definition ketidakmampuan belajar - Baik berbicara dan mendengarkan komponen definisi
·         dysnomia - Deficit involving word retrieval Dysnomia - Defisit melibatkan pengambilan kata
·         Asperger syndrome - Areas of social and pragmatic language Asperger sindrom - Area bahasa sosial dan pragmatis
·         semantic pragmatic disorder - Challenges with the semantic and pragmatic aspects of language gangguan semantik pragmatis - Tantangan dengan aspek semantik dan pragmatis bahasa
·         blindness -- a defect of the eye or visual system kebutaan - cacat dari mata atau sistem visual
·         deafness -- a defect of the ear or auditory system tuli - cacat dari telinga atau sistem pendengaran
·         dyslexia -- a defect of the systems used in reading disleksia - cacat dari sistem yang digunakan dalam membaca
·         dyscalculia -- a defect of the systems used in communicating numbers dyscalculia - cacat dari sistem yang digunakan dalam berkomunikasi nomor
·         expressive language disorder -- affects speaking and understanding where there is no delay in non-verbal intelligence. gangguan bahasa ekspresif - mempengaruhi berbicara dan memahami di mana tidak ada keterlambatan dalam kecerdasan non-verbal.
·         mixed receptive-expressive language disorder -- affects speaking, understanding, reading and writing where there is no delay in non-verbal intelligence. campuran reseptif-ekspresif gangguan bahasa - mempengaruhi berbicara, pemahaman, membaca dan menulis di mana tidak ada keterlambatan dalam kecerdasan non-verbal.
·