Sekolah merupakan
sarana dimana seorang individu dapat menambah ilmu pengetahuan dan melatih
keterampilan yang dimiliki. Selain kedua fungsi diatas, sekolah merupakan
tempat untuk bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang yang kita temui,
baik itu guru maupun teman-teman. Namun pada saat ini, kita mendapati banyaknya
kasus mengenai kekerasan disekolah. Hal itu seakan sudah menjadi fenomena yang
berkembang dikalangan aktivis pendidikan maupun juga para pemerhati pendidikan.
Kekerasan di sekolah dapat terjadi antara guru dengan murid ataupun antar
sesama murid. Tidak jarang kekerasan yang dilakukan oleh guru adalah suatu
bentuk hukuman dikarenakan alasan kedisiplinan yang tidak dapat dipenuhi oleh
siswa. Guru melakukan kekerasan pada siswa baik dalam bentuk kekerasan verbal
maupun non verbal. Kekerasan verbal seperti memaki, merendahkan atau bahkan
melecehkan siswa. Sedangkan untuk kekerasan non verbal seperti menggunakan
kekuatan fisik yang mengakibatkan cedera fisik, seperti memukul, menganiaya,
dll. Perlakuan guru terhadap murid ini ternyata memberikan dampak secara psikis
bagi murid. Murid akan merasa lemah, tidak berdaya dan mungkin akan kehilangan
rasa percaya diri akibat adanya perkataan yang diucapkan guru yang bersifat
merendahkan dan mencela siswa. Murid mungkin akan menolak untuk pergi sekolah
dikarenakan tidak mau bertemu dan berkomunikasi dengan guru tersebut. Akibatnya
murid mungkin akan mengalami trauma akan kegiatan belajar mengajar seperti
sekolah karena takut terjadi kekerasan yang dilakukan oleh pengajar terhadap
siswa. Selain itu, kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswa dapat
mempengaruhi bagaimana siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan da ketika
siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mempengaruhi
prestasi akademik siswa dan juga peringkat dikelas. Belum lagi pengaruh pada
kepribadian siswa, siswa akan merasa tertekan dan cenderung menjadi pribadi
yang mempunyai sifat diam dan tertutup karena adanya tekanan tersebut.
Kenyataan ini yang kemudian menjadi polemik dan juga persoalan ditengah-tengah
masyarakat baik untuk orang tua maupun untuk siswa itu sendiri. Orang tua
merasa takut untuk memilih dan mempercayakan tempat pendidikan yang baik dan
mendukung prestasi akademik siswa.
Selain kekerasan yang
dilakukan oleh guru dengan murid, terjadi juga kekerasan antara sesama siswa.
Kekerasan sesama siswa ini mungkin terjadi antara senior dengan junior ataupun
dengan teman sebaya yang memiliki dominasi lebih besar daripada siswa tersebut.
Kenyataan ini sangat memilukan karena, hal ini mempengaruhi hubungan
sosialisasi antara para siswa. Siswa yang harusnya dapat saling mendukung satu
sama lain dan belajar untuk membangun relasi yang baik, kemudian harus saling
menyakiti sama lain. Kekerasan ini dapat berupa intimidasi atauu pemalakan,
perkelahian antar pelajar, bahkan tawuran.
Ada beberapa faktor
yang kemudian akan menyebabkan terjadinya kekerasan ini antara lain dari Faktor
eksternal yang semakin menambah buruk perilaku kekerasan yang dilakukan di
kalangan pelajar. Tayangan media televisi dan internet yang semakin menonjolkan
kekerasan, demonstrasi, perkelahian semakin mendorong sikap agresif di kalangan
pelajar. Belum lagi beban sosial dan ekonomi yang dialami keluarga siswa dapat
menjadi pemicu sikap-sikap intimidatif dan keras di antara siswa. Pelaku
kekerasan seringkali tidak menyadari akibat yang ditimbulkannya terhadap si
korban. Bahkan pada beberapa pelaku kekerasan hal itu dianggap sebagai sebuah
tindakan yang wajar dan sudah menjadi tradisi. Mungkin hal ini dikarenakan yang
bersangkutan pernah menerima perlakuan yang sama dari senior nya terdahulu.
Sehingga tindakan kekerasan kepada siswa lainnya dianggap wajar karena sudah
menjadi tradisi yang berulang dari tahun ke tahun.
Bagi para korban, kekerasan yang
dilakukan memberikan dampak buruk dan mendalam. Korban merasa terintimidasi,
takut, cemas dan tidak nyaman dalam mengikuti kegiatan di sekolah. Akibatnya
akan berpengaruh langsung pada terganggunya konsentrasi belajar sehingga menyebabkan
menurunnya nilai pelajaran di sekolah. Kondisi yang tidak nyaman dan tertekan
apabila berlangsung dalam jangka waktu lama akan menyebabkan terganggunya
kondisi psikologis seseorang.
Melalui fenomena yang telah kita
bahas diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kekerasan di sekolah turut
mempengaruhi keadaan psikologis dari siswa. Hal ini dapat membuat seorang siswa
yang mengalaminya akan merasa tertekan, terintimidasi dan akan mempengaruhi
minat belajar dan juga prestasi akademik di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar