Sabtu, 30 Juni 2012

DAMPAK SCHOOL VIOLENCE PADA KEPERCAYAAN DIRI



Sekolah merupakan sarana dimana seorang individu dapat menambah ilmu pengetahuan dan melatih keterampilan yang dimiliki. Selain kedua fungsi diatas, sekolah merupakan tempat untuk bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang yang kita temui, baik itu guru maupun teman-teman. Namun pada saat ini, kita mendapati banyaknya kasus mengenai kekerasan disekolah. Hal itu seakan sudah menjadi fenomena yang berkembang dikalangan aktivis pendidikan maupun juga para pemerhati pendidikan. Kekerasan di sekolah dapat terjadi antara guru dengan murid ataupun antar sesama murid. Tidak jarang kekerasan yang dilakukan oleh guru adalah suatu bentuk hukuman dikarenakan alasan kedisiplinan yang tidak dapat dipenuhi oleh siswa. Guru melakukan kekerasan pada siswa baik dalam bentuk kekerasan verbal maupun non verbal. Kekerasan verbal seperti memaki, merendahkan atau bahkan melecehkan siswa. Sedangkan untuk kekerasan non verbal seperti menggunakan kekuatan fisik yang mengakibatkan cedera fisik, seperti memukul, menganiaya, dll. Perlakuan guru terhadap murid ini ternyata memberikan dampak secara psikis bagi murid. Murid akan merasa lemah, tidak berdaya dan mungkin akan kehilangan rasa percaya diri akibat adanya perkataan yang diucapkan guru yang bersifat merendahkan dan mencela siswa. Murid mungkin akan menolak untuk pergi sekolah dikarenakan tidak mau bertemu dan berkomunikasi dengan guru tersebut. Akibatnya murid mungkin akan mengalami trauma akan kegiatan belajar mengajar seperti sekolah karena takut terjadi kekerasan yang dilakukan oleh pengajar terhadap siswa. Selain itu, kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswa dapat mempengaruhi bagaimana siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan da ketika siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mempengaruhi prestasi akademik siswa dan juga peringkat dikelas. Belum lagi pengaruh pada kepribadian siswa, siswa akan merasa tertekan dan cenderung menjadi pribadi yang mempunyai sifat diam dan tertutup karena adanya tekanan tersebut. Kenyataan ini yang kemudian menjadi polemik dan juga persoalan ditengah-tengah masyarakat baik untuk orang tua maupun untuk siswa itu sendiri. Orang tua merasa takut untuk memilih dan mempercayakan tempat pendidikan yang baik dan mendukung prestasi akademik siswa.

Selain kekerasan yang dilakukan oleh guru dengan murid, terjadi juga kekerasan antara sesama siswa. Kekerasan sesama siswa ini mungkin terjadi antara senior dengan junior ataupun dengan teman sebaya yang memiliki dominasi lebih besar daripada siswa tersebut. Kenyataan ini sangat memilukan karena, hal ini mempengaruhi hubungan sosialisasi antara para siswa. Siswa yang harusnya dapat saling mendukung satu sama lain dan belajar untuk membangun relasi yang baik, kemudian harus saling menyakiti sama lain. Kekerasan ini dapat berupa intimidasi atauu pemalakan, perkelahian antar pelajar, bahkan tawuran.

Ada beberapa faktor yang kemudian akan menyebabkan terjadinya kekerasan ini antara lain dari Faktor eksternal yang semakin menambah buruk perilaku kekerasan yang dilakukan di kalangan pelajar. Tayangan media televisi dan internet yang semakin menonjolkan kekerasan, demonstrasi, perkelahian semakin mendorong sikap agresif di kalangan pelajar. Belum lagi beban sosial dan ekonomi yang dialami keluarga siswa dapat menjadi pemicu sikap-sikap intimidatif dan keras di antara siswa. Pelaku kekerasan seringkali tidak menyadari akibat yang ditimbulkannya terhadap si korban. Bahkan pada beberapa pelaku kekerasan hal itu dianggap sebagai sebuah tindakan yang wajar dan sudah menjadi tradisi. Mungkin hal ini dikarenakan yang bersangkutan pernah menerima perlakuan yang sama dari senior nya terdahulu. Sehingga tindakan kekerasan kepada siswa lainnya dianggap wajar karena sudah menjadi tradisi yang berulang dari tahun ke tahun.

Bagi para korban, kekerasan yang dilakukan memberikan dampak buruk dan mendalam. Korban merasa terintimidasi, takut, cemas dan tidak nyaman dalam mengikuti kegiatan di sekolah. Akibatnya akan berpengaruh langsung pada terganggunya konsentrasi belajar sehingga menyebabkan menurunnya nilai pelajaran di sekolah. Kondisi yang tidak nyaman dan tertekan apabila berlangsung dalam jangka waktu lama akan menyebabkan terganggunya kondisi psikologis seseorang.

Melalui fenomena yang telah kita bahas diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kekerasan di sekolah turut mempengaruhi keadaan psikologis dari siswa. Hal ini dapat membuat seorang siswa yang mengalaminya akan merasa tertekan, terintimidasi dan akan mempengaruhi minat belajar dan juga prestasi akademik di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar